Makna dibalik Sebuah Mimpi


Sekilas info

Setiap manusia tentunya mengalami mimpi dalam tidurnya. Mimpi itulah yang sering dikatakan dengan ‘bunga tidur’. Kebanyakan orang mengalami was-was dan hati yang tidak tenteram manakala ia sedang bermimpi buruk. Akan tetapi tidak sedikit pula orang yang sumringah karena ia bermimpi indah. Apakah semua mimpi itu hanyalah bunga tidur bagi semua orang? Atau adakah fenomena-fenomena yang dapat diungkapkan melalui mimpi?

Penjelasan

Mimpi merupakan fenomena kejiwaan yang lumrah diantara manusia. Para pemikir dan ilmuan telah berusaha keras mencoba untuk mengidenfitikasikannya dan mengetahui penyebab keberadaannya, dan mengungkapkannya melalui penafsiran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Mimpi adalah salah satu aktifitas otak yang terjadi disaat seseorang sedang tertidur. Didalam mimpi, seorang dapat melihat banyak gambaran dan peristiwa yang berbeda, dan dalam mimpi-pun manusia dapat menjalankan banyak aktivitas dan kegiatannya. Terkadang manusia mampu untuk mengingat mimpi tersebut setelah bangun dari tidurnya, namun kadangkala ia tidak mampu untuk mengingatnya. [Musfir bin Said Az-Zahrani. Konseling Terapi. 2005: 365]
Secara garis besar, penyebab dari mimpi itu adalah sebagai berikut:
  • Mimpi terjadi karena pengaruh dari luar dalam diri manusia disaat ia tertidur, seperti suara dan bau-bauan. Terkadang juga karena pengaruh dalam diri manusia itu sendiri, seperti adanya rasa lapar maupun haus
  • Mimpi terjadi sebagai ungkapan adanya memori atau ingatan yang terkubur dalam diri manusia yang tervisualisasikan kembali dalam tidurnya, seperti kejadian yang sangat menyedihkan dalam sejarah hidup seseorang
  • Mimpi dianggap sebagai ungkapan akan tetap berjalannya proses berfikir pada otak walaupun didalam tidur sekalipun. Pada umumnya, otak tersebut memikirkan hal-hal yang sangat penting yang selalu menjadi pikirannya disaat ia tersadar dari tidurnya
  • Mimpi adalah ungkapan adanya keinginan dan pemenuhannya disaat ia tidak bisa merealisasikan keinginannya tersebut didalam dunia nyata. Misalnya dalam dunia nyata ia sangat ingin membeli sebuah Handphone, karena ia tidak mampu merealisasikannya, mimpi membeli Hp dapat saja hadir dalam tidurnya
  • Mimpi terjadi sebagai jalan tengah dari pertarungan antara sebagian motivasi manusia yang terkekang dan juga yang tidak layak ditampakkan, sebagaimana halnya kekhawatiran akan sesuatu. Jalan tengah ini pada umumnya berbentuk mimpi yang aneh dan sukar untuk dipahami
  • Mimpi bisa menjadi satu peringatan ataupun suiatu pengungkapan akan adanya suatu peristiwa yang akan terjadi. Peringatan ini dapat berupa kabar gembira akan adanya suatu kabar baik, dapat pula peringatan akan datangnya kabar buruk.

Didalam al-Qur’an, mimpi dibagi menjadi dua jenis, yaitu ru’ya dan juga adhgatsul ahlam. Yang dimaksud dengan adhgatsul ahlam adalah mimpi-mimpi yang penuh dengan keanehan. Sedangkan yang dimaksud dengan ru’ya adalah mimpi yang benar dan datang dari Allah, yang berbentuk wahyu atau ilham tertentu ataupun kabar akan suatu kejadian yang terjadi dimasa yang akan datang.

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda “Apabila seorang dari kalian melihat mimpi yang disukainya, maka sesungguhnya mimpi itu datang dari Allah. Maka bersyukurlah atasnya dan bicarakanlah tentangnya. Namun apabila seorang dari kalian melihat sesuatu yang tidak disukainya, sesungguhnya mimpi itu datang dari setan. Maka berlindunglah dari kejahatannya dan janganlah menyebutkannya kepada siapapun. Sesungguhnya mimpi itu tidak akan membahayakannya” [HR. Bukhari]

Dalam redaksi hadits tersebut, ada dua kategori mimpi yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW, yaitu mimpi yang disukai, dan mimpi yang tidak disukai. Mimpi yang disukai oleh seorang manusia ataupun disebut mimpi baik berasal dari Allah SWT. Oleh karena itu, hendaklah ia selalu bersyukur atas diberikannya mimpi tersebut. Adapun mimpi yang tidak disukai/mimpi buruk berasal dari setan, karena setan sangat gemar menggoda manusia, bahkan didalam mimpinya juga. Oleh karena itu, hendaklah manusia berlindung dari godaan setan dengan mengucap taawudz, a’udzubillahi min al-syaitaani al-rajiim dan janganlah menceritakan perihal mimpi yang buruk tersebut.


Wallahu a'lam bi al-shawab

2 komentar: